Goa Cerme Gunungkidul

23 Februari 2017 16:41:06 WIB

Goa Cerme adalah goa peninggalan sejarah yang terletak pada daerah perbukitan di Padukuhan Ploso Desa Giritirto Kec. Purwosari Kab. Gunungkidul  atau sekitar 30 km selatan kota Yogyakarta. Goa Cerme yang pintu goanya masuk Desa Selopamioro Imogiri Bantul memiliki panjang 1,5 km tembus hingga Padukuhan Ploso, Desa Giritirto Kecamatan Purwosari. Di dalam goa Cerme terdapat tempat tempat ritual yang biasa dikunjungi wisatawan minat khusus, seperti Goa Dalang yang biasanya digunakan untuk semedi para dalang, Goa Ledek untuk semedi para seniwati/sinden, Goa Badut digunakan untuk semedi para komedian dan Goa Kaum yang digunakan semedi para kiai. Untuk mencapai Goa dari arah wilayah Bantul, terdapat tangga setinggi 759 m. Kata Cerme berasal dari kata ceramah yang mengisyaratkan pembicaraan yang pernah dilakukan walisongo di tempat ini. Setiap Senin atau Selasa Wage, selalu diadakan upacara syukuran untuk meminta berkah kepada Tuhan. Goa ini termasuk goa yang panjang dan penuh susasana mistis.

Daya tarik utama wisatawan dari Goa Cerme adalah keindahan stalagtit dan stalagmit serta adanya sungai bawah tanah dan banyaknya kelelawar di dalam gua. Goa ini sangat gelap dan harus menggunakan senter apabila kita akan menelusurinya. Selain itu kita juga harus menggunakan jasa pawang apabila akan masuk kesana karena sudah ada peraturan dari pihak pengelola Goa Cerme. Semua itu demi keselamatan para wisatawan. Lantai goa digenangi oleh air tanah dengan rata rata kedalaman air sekitar 1 hingga 1,5 meter.

Di dalam Goa juga terdapat tempat- tempat ritual pada jaman dahulu, seperti panggung pertemuan, air zam zam adalah batu yang keluar airnya bisa digunakan untuk obat, untuk mandi supaya sehat dan awet muda, konon air zam- zam tersebut mempunyai makna bahwa apabila orang ingin minum air zam-zam tetapi tidak mampu ke Mekah bisa minum air di batu ini ibarat seperti air zam- zam, batu Mustoko adalah berbentuk mahkota raja tetapi sejak tahun 1996 hilang dan tidak diketahui sebabnya, watu kaji adalah batu yang diibaratkan seperti hajar aswat, pelungguhan/paseban adalah tempat yang digunakan untuk bertapa, kahyangan, grojogan sewu merupakan air terjun yang terdapat di dalam goa, air penguripan, gamelan, batu gilang, goa lawa dan watu gantung.

Pada jaman dahulu Goa cerme adalah tempat ritual yang dikeramatkan tapi akhirnya diambil oleh desa dan dikelola oleh Dinas Pariwisata sehingga menjadi tempat wisata. Goa cerme pernah dijadikan tempat uji nyali dan juga acara lain yang mengandung acara religi berbau mistis. Peraturan di dalam goa yaitu pengunjung tidak boleh teriak- teriak, berkata kasar/jorok, atau jail. Karena kalau di langgar bisa kesurupan. banyak orang mengunjungi Goa Cerme untuk mencari pusaka, pengen kaya, pengen naik jabatan, pengen sembuh dari penyakit dan hidup selamat.

 

Sesungguhnya cara tersebut salah apabila kita meminta hal tersebut kepada para penunggu Goa Cerme. Kita seharusnya meminta dengan cara berdoa kepada Allah SWT. Karena dalam agama islam apabila kita menyembah selain Allah itu berarti Syirik. Disana banyak ditemukan sesaji berupa dupa, kemenyan, bunga setaman.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar
 

Pencarian

Komentar Terkini

Media Sosial

FacebookTwitterGoogle PlussYoutubeInstagram

Statistik Kunjungan

Hari ini
Kemarin
Pengunjung