Kalurahan Giritirto

Giritirto - Kegiatan Ngguyang Sapi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Gunungkidul di Telaga Ploso, Kalurahan Giritirto, Kapanewon Purwosari pada Jumat, 25 April 2025, merupakan langkah nyata untuk menanggulangi maraknya kematian ternak sapi akibat berbagai penyakit.

Kegiatan ini merupakan bentuk keprihatinan Pemkab Gunungkidul atas maraknya penyakit pada ternak sapi, seperti Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), antraks, dan lato-lato (penyakit kulit parasit). Pemkab Gunungkidul berkomitmen untuk melindungi peternak dengan langkah preventif sekaligus melestarikan kearifan lokal.

"Kunci dari sapi yang sehat adalah kebersihan kandang dan tubuh sapi itu sendiri. Maka kami canangkan Gerakan Bersih Kandang (GBK) serta gerakan ngguyang atau memandikan sapi," kata Bupati Gunungkidul

"Praktik memandikan sapi memberikan dua manfaat signifikan, yakni meningkatkan kebersihan dan kesejahteraan hewan ternak, serta mendorong peternak untuk secara konsisten menjaga sanitasi lingkungan kandang." ujarnya

Gerakan ini juga menjadi sarana revitalisasi telaga-telaga di Gunungkidul secara alami. Pasalnya, pasca banyaknya revitalisasi dengan pengerukan alat berat dan penyemenan, fungsi sebagian besar telaga di Gunungkidul mengalami penurunan.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Gunungkidul, Wibawanti Wulandari, menyampaikan bahwa program ini juga merupakan langkah strategis dalam meningkatkan kesiapsiagaan terhadap ancaman penyakit menular pada hewan ternak. Pemerintah Kabupaten Gunungkidul juga telah menerbitkan Peraturan Bupati Nomor 10 Tahun 2025 tentang pemberian tali asih bagi peternak yang sapinya mati akibat penyakit seperti LSD (Lumpy Skin Disease), antraks, atau PMK.

Melalui peraturan tersebut, peternak juga diwajibkan memberikan izin agar ternaknya divaksin. Tanpa vaksinasi, Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) tidak dapat diterbitkan, sehingga sapi tidak dapat dikirim ke luar daerah.